Rabu, 03 Juni 2015

Episode 2
                         Seribu Tanda Tanya
          Lalu temannya tiba-tiba datang memotong pembicaraanku untuk mengajaknya pergi ke kantin bersama, seketika itu temannya mengucapkan kata yang membuat aku patah hati, " hai mana pacarmu, kenapa tidak bersama dengannya" berbicara pada orang yang aku sukai, perasaanku kini mulai tak karuan, sakit hati baru kali ini kurasakan, apakah ini yang dinamakan sebuah keputus asaan, yang tadinya aku berada di depannya, perlahan aku menjauhinya dan duduk kembali ke tempat dudukku dengan wajah yang lesu, rasanya ingin aku bersedih atas penyesalan apa yang telah ku perbuat hingga kini, harusnya aku sadar bahwa tingkahku sudah keterlaluan dihadapan mereka, seharusnya aku tidak melakukan hal seperti itu, mungkin ini adalah balasan yang kuasa apa yang telah ku perbuat, ingin aku melupakan wanita itu dan berhenti menyukainya tapi rasanya tak bisa untuk sekarang, perlu waktu untuk mengakhirinya.
          bel telah berbunyi, saatnya memulai pelajaran, pandanganku kini tak konsen lagi untuk melihat catatan guru, lama kelamaan aku tak mendengar lagi penjelasan guru, tiba-tiba "brukk" aku terjatuh dari tempat duduk  ku dan tak sadarkan diri, tak tau lagi apa yang terjadi setelah itu.
                      saat itu aku membuka mataku perlahan-lahan, kini aku tak lagi disekolah, melainkan berada di tempat tidurku, aku heran kenapa aku berada di kamarku padahal dari tadi aku berada di sekolah, apakah ini hanyalah mimpi belaka, lalu terdengar ayah dan ibu sedang berbicara kepada seseorang di ruang tamu, aku bangun dari tempat tidurku dan pergi melihat mereka di ruang tamu, ternyata kedua orangtuaku berbicara pada dokter, kini aku kembali dibuat penasaran, apa yang mereka bicarakan, aku tak mengerti maksud mereka, mereka langsung memberhentikan pembicaràan setelah mereka melihatku yang berada di muara pintu, lalu dengan tergesa-gesa dokter itu berpamitan dengan alasan masih ada pekerjaan yang belum diurus. ku dekati orangtua ku dan duduk di sofa yang berhadapan dengan orangtuaku, "ibu apa yang terjadi?" kataku dengan wajah penasaran, namun ibu berkata tidak ada yang terjadi sama halnya dengan ayahku. kini aku dibuat bingung oleh mereka, seribu tanda tanya melekat di pikiranku.
Bersambung.....

Selasa, 02 Juni 2015

episode 1
                                          AWAL MULA
          Hidupku penuh dengan lika-liku, hidup yang keras memaksaku untuk berpikir mencari jalan keluar, kehidupanku penuh dengan masa suram, tak ada kata merdeka  dalam kehidupan ku ini, dulunya perasaan senang dan gembira kini t'lah hilang seiring perubahan zaman, kini tak lebih hanya kesenangan dan kegembiraan palsu yang ku dapati. wajah yang datar dan kepribadian yang berantakan membuat teman sekelasku menjauhiku, tak lebih aku hanyalah parasit yang merugikan mereka dan sebagai boneka untuk mereka, pandanganku kini telah rusak hanya karena perkataanku, walau aku termasuk orang pendiam namun jika saja ada orang berbicara jahil padaku, aku tak sungkan untuk menyerang balik dengan perkataan jahilku empat kali lebih pedas dari mereka, kelakuan itulah yang belum aku sadari, aku termasuk orang tampan tapi karena kesombonganku, maka tak ada lagi yang menyukaiku, mendapatkan pacarpun belum tapi ada salah satu teman sekelasku yang aku sukai, dia pintar, akrab,baik, cantik dan juga sangat menawan, tapi sayang...imageku telah hancur, apalagi menembak cewek yang aku sukai itu sangatlah mustakhil bagiku, tak ingin aku putus asa olehnya, aku langsung mengubah imageku yang jelek ini menjadi baik di hadapan mereka. hari demi hari dan bulan demi bulan, akhirnya sedikit demi sedikit pandanganku di hadapan orang kini t'lah berubah, mereka sekarang terlihat akrab denganku dan kini saatnya melakukan tujuan utama yaitu menembak teman sekelasku, perlahan demi pasti aku berjalan menuju tempat duduknya yang berada di barisan depan, langah demi langkah ku beranikan diri dengan meneguk air liurku "glek", ditengah perjalanan kakiku terasa sangat kaku dan jantungku semakin lama terpompa dengan cepat, setelah aku berada dihadapannya, aku memberanikan diri untuk berbicara padanya, "ha..haii..a...anu(dengan kata yang terbata-bata", tiba-tiba perkataanku dipotong oleh perkataan  temannya "hai...kenapa kau tidak bersama dengan pacarmu" katanya berbicara dengan orang yang kusuka.
bersambung......